Pak Irman Gusman (Ketua DPD RI)
mengucapkan”paturay tineung” Konkernas IV kepada Pak Lex Laksamana
(Sekda Prov. Jabar) disaksikan Pak Sulistiyo (Ketum PGRI) dan Pak
Wahyudin Zarkasih (Kadisdik Jabar) sebelum meninggalkan Kompleks Gedung
Sate (Sabtu, 28/1)
Gerumbul awan menutupi bulan sabit malam tadi. Sesekali gerimis
membasahi kota Bandung membuat aspal di jalan-jalan licin. Tapi tak
menghalangi kehangatan dan kekhidmatan acara penutupan Konkernas IV/2012
PGRI Masa bakti XX ini di Aula Barat, Gedung Sate Jl. Diponegoro
Bandung.
Hadir dalam acara penutupan malam tadi, Ketua DPD RI, Bapak H. Irman Gusman, Bapak H. Lex Laksamana (Sekda Jabar mewakili Gubernur), Bapak H. Wahyudin Zarkasih (Kadisdik Jabar), tentu sang empunya hajat, Bapak H. Sulistiyo (Ketua Umum PB-PGRI) dan Bapak H. Edi Parmadi (Ketua PGRI Jawa Barat)
dan sejumlah undangan. Acara berlangsung didahului jamuan makan malam
dan diselingi pentas seni. Di akhir acara, salah satu sponsor
perusahaan penerbangan Sriwijaya Air memberikan doorprice 10 tiket cuma-cuma kepada beberapa peserta dan pengurus besar dari 8 propinsi.
Sebelumnya
peserta tiba di Kompleks Gedung Sate pukul 17.00 WIB. Mereka
melampiaskan kepenasaran berfoto ria di sekitar kompleks gedung yang
didirikan tanggal 27 Juli 1920 ini. Gedung kokoh yang eksotis ini, di
mana batu pertamanya diletakkan oleh Johana Catharina Coop, putri
sulung Walikota Bandung B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili
Gubernur Jenderal di Batavia saat itu, sayang untuk dilewatkan
dokumentasinya.
-
Bersama Pak Tumpak Silitonga (Ketua PGRI Kab. Simalungun, Sumut) satu pemenang doorprice tiket gratis Jakarta-Medan
Jawa Barat, tuan rumah
Konkernas IV Tahun 2012 dibuka secara resmi oleh Bapak H. Marzuki Alie (Ketua DPR RI)
pada hari Kamis, 26 Januari 2012 pukul 20.00 WIB di Hotel Savoy Homan
Bandung. Hadir dalam kesempatan ini Bapak Syawal Goeltom (Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Kemendikbud, mewakili Mendikbud), Bapak H. Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar), Kabareskrim Polri, dan sejumlah undangan serta sesepuh PGRI.
Berdasarkan
keterangan Ketua Pelaksana, sekaligus Ketua PGRI Jawa Barat yang kali
ini menjadi tuan rumah, Bapak H. Edi Parmadi, Konkernas keempat di masa
bakti XX ini sedianya bakal digelar di Mataram (NTB), akan tetapi PGRI
Jawa Barat meminta lebih dahulu, sehingga Konkernas terakhir di masa
bakti ini bakal kembali digelar di kota ditunjuk sebelumnya.
Sambil menanti acara penutupan, panitia
pelaksana KOnkernas memanfaatkan rehat sejenak berpoto ria di areal
Taman Kompleks Gedung Sate.
Sementara Ketua Umum PB-PGRI, Bapak H.
Sulistiyo dalam sambutannya menyatakan, saat ini guru PNS yang sudah
tersertifikasi dan memperoleh tunjangan profesi hidupnya jauh lebih
sejahtera. Tetapi di sisi lain, implementasinya menyebabkan guru banyak
memperoleh tekanan, penganiayaan, siksaan psikis bahkan pelecehan
profesi. Seperti ditunjukkan beberapa kepala daerah lebih kejam
memindahkan dan memutasi guru sewenang-wenang, jauh dari sistem
kepegawaian dan akademik. Begitupula peraturan pembinaan guru sering
tidak berbasis kondisi nyata guru baik kemampuan atau geografis, seperti
uji kompetensi seleksi calon peserta sertifikasi dikhawatirkan
menimbulkan tekanan batin atau jumlah jam mengajar dan pengumpulan angka
kredit untuk kenaikan pangkat, dll cenderung sulit dipenuhi membuat
guru diminta untuk sabar dan tangguh.
Pak H. Sulistiyo juga menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Kementrian Agama, yang telah menyatakan bahwa di Kementrian Agama tidak ada organisasi lain kecuali PGRI.
Kegiatan Konkernas ini didahului Pengesahan Jadwal Acara dan Tata Tertib Konkernas IV dilanjutkan dengan Laporan PB PGRI Masa Bakti XX tentang Pelaksanaan Program Tahun 2011 dan Pengantar Program PGRI Tahun 2012. Selanjutnya, Laporan Pandangan Umum Pengurus PGRI Provinsi yang dilanjutkan dengan Tanggapan Pengurus Besar atas materi tersebut.
- Audiensi PB-PGRI dan Mabes Polri, upaya melindungi profesi guru (dok: pb-pgri)
Secara maraton peserta konferensi
terbagi komisi-komisi yakni Komisi A (Organisasi) yang membahas strategi
dan konsolidasi kepengurusan berikut keanggotaan, Komisi B (Program
Kerja) merumuskan program kerja PGRI di tahun 2012 berkaitan dalam
meningkatkan profesionalisme guru dan memperjuangkan sistem renumerasi
guru, membantu guru (honorer/GTT) memperoleh hak-haknya dengan standar
gaji minimal, memperjuangkan sertifikasi/nasib bagi GTT, kerjasama
dengan mitra dalam dan luar negeri, pembinaan profesi guru, dan
lain-lain serta Komisi C membahasa keuangan dan Komisi D merumuskan
pernyataan sikap PGRI atas kondisi politik nasional dan perkembangan
pendidikan nasional. Adapun Komisi E (Khusus, membahas Dewan Kehormatan
Guru Indonesia (DKGI) dan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH)
dalam memberi perlindungan bagi guru dalam menjalankan tugas profesinya.
- Pak H. Sulistiyo bersama Pak H. Suryadharma Ali (Menteri Agama) dok.pb-pgri
Selain itu, peserta mendapat pengayaan wawasan dalam ceramah umum oleh Pak Prof. Imam B. Prasojo tentang Memahami Jaringan Pengedar Tembakau dan Rokok: Upaya Penyelamatan Bangsa, dilanjutkan “sharing” keorganisasian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dibawakan oleh Pak Dr. Eddi Junaidi, Spog., SH., M. Kes Koordinator Program PB IDI periode 2009-2012,
dan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo), Bapak Ir. H. Tifatul
Sembiring memberikan materi berkaitan perlunya guru melek ICT sehingga
dengan sosial media itu, guru bukan saja bertugas mencerdaskan, tapi
mendidik dengan hati budi pekerti.
Konkernas IV/2012 menghasilkan pernyataan sikap yang ditandatangai Ketua Umum dan Sekjen, yang pertama menyikapi perkembangan politik nasional yaitu mendesak pemerintah untuk secara konsisten memberantas korupsi dan himbauan keteladanan ditujukkan oleh para elit, menata media massa sebagai elemen pendidikan masyarakat yang mencerdaskan, disamping itu mendesak pemda-pemda untuk menjadikan pendidikan sebagai bagian utama strategi pembangunan ekonomi dan kebudayaan bangsa; PGRI juga memandang penting perlunya mengangkat seorang staf khusus presiden dalam menyelesaikan berbagai isu dan mengontrol implementasi kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan, kemudian menolak RUU Pendidikan Tinggi disahkan menjadi Undang-Undang, karena berpotensi menyebabkan diskriminasi PTN dan PTS. Selain itu, mendesak agar pemda dalam mengangkat pejabat di bidang pendidikan mempersyaratkan kompetensi relevan dan tidak menjadikan guru sebagai alat politik.
- Sayonara Kota Bandung: Semoga Berkenan dan Berkesan (dok pri)
Yang kedua, berkaitan dengan perkembangan pendidikan nasional, PGRI mengapresiasi Pemerintah yang telah menaikan dana BOS,
kemudian memandang perlu Mendikbud mengkaji ulang sistem UN, dan bagi
guru pentingnya organisasi profesi. PGRI pun mendesak pemerintah mempercepat proses sertifikasi guru serta memperbaiki prosedur pembayaran tunjangan profesi selama ini tersendat-sendat. Selain itu meningkatkan rintisan wajib belajar dari 9 menjadi 12 tahun, meningkatkan kinerja, profesionalisme dan daya saing guru dan bantuan
operasional untuk pendidikan usia dini/TK, mengevaluasi RSBI, perlunya
PP tentang penyelesaian tenaga honorer dan PP tentang tenaga tidak
tetap serta perlunya keteladanan figur-figur tokoh dalam pendidikan
berbudaya dan berkarakter.
Sesuai jadwal, peserta chek out
dari Hotel Savoy Homan hari Minggu, pukul 12.00 WIB. Tetapi ada
sebagian peserta memilih memperpanjang hingga hari Selasa untuk
menikmati suasana dan keindahan kota yang dijuluki Parijs van Java atau Europe in de Tropen ini dan pesona alam lingkungan Bandung sekitarnya.
Sayonara Kota Bandung, Sampai Jumpa (wait and see in Mataram 2013)
Semoga Berkenan dan Berkesan selama tinggal di kota kembang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar